Tuhan,... jika aku memang mencintai dia..... jangan biarkan rasaku mati karena situasi..... karna aku tak bisa lebih tersakiti darip...

Love and Dislove

Tuhan,...
jika aku memang mencintai dia.....
jangan biarkan rasaku mati karena situasi.....
karna aku tak bisa lebih tersakiti daripada aku mencintai yang bukan dia.....

jika aku memang mencintai dia....
jangan biarkan aku melihatnya jatuh dalam kesalahan yang sama lagi.....
karna aku tak mau aku melakuka hal yang sama juga pada orang lain....
itu bukan diriku.....

jika aku memang mencintai dia.....
jangan bebaskan aku dengan keindahan diluar sana.....
karna ia takkan bisa yakin aku akan kembali...
setidaknya sampai ia benar-benar mengenalku...

jika aku memang mencintai dia.....
perlihatkan padaku yang paling buruk darinya.....
Dan aku akan siap dengan diriku....
dengan segala hal yang telah aku persiapkan selama ini.....

Dan....
jika aku memang mencintai dia.....
Aku bukan mencintainya karena Dia mencintaiku....
Aku bukan sayang kepada dia karena dia sayang kepadaku.....

Tetapi tunjukan padanya Jawabanku sebenarnya Tuhan......
karena aku takkan mampu mengucapkannya didepannya.....

Dan....
Aku ingin Kamu mencintaiku bukan karena Aku mencintaimu.....
Aku ingin Kamu sayang Aku bukan karena Aku sayang Kamu.....
Aku bisa melakukan yang lebih hebat dari yang kamu pikirkan kalau aku mau...
tapi aku tidak mau seperti itu...
Karna yang akan terjadi adalah Kamu akan mencintai jiwa yang bukan aku.....
Aku ingin Kamu mencintai aku yang apa adanya.....

Apa bedanya Perih dan Merasa lebih baik
jika jawaban dari dua pertanyaan berbeda adalah sama...

Saat aku menulis ini,
Aku belum bisa menunjukan semua yang belum aku ungkapkan tentang Aku...
Aku ingin kamu mencarinya sendri.....
Seperti aku ingin mengenalmu lebih jauh.....
Aku tidak akan pernah terburu-buru karena situasi sekalipun...


(untuk sesuatu hal yang pernah membawa 2 hal dalam hidupku...
Cinta dan Bukan Cinta)

-20091203-

0 komentar:

Aku memulainya setidaknya dengan kesadaranku. Pasti, dan aku sangat yakin itu. Sebuah kisah yang memiliki sentuhan perasaan dan hati...

Someday We'll Know Why Jack Loved Sally



Aku memulainya setidaknya dengan kesadaranku.
Pasti, dan aku sangat yakin itu.
Sebuah kisah yang memiliki sentuhan perasaan dan hati, bukan permainan.
Sebuah kisah yang bermakna dalam daripda yang dilihat diluarnya.
Aku memulai mengagumimu dari apa yang kau miliki.
Kau punya hal yang pernah jadi impianku.
Kau punya hal yang pernah aku ingin bisa.
Kau membuat aku iri dengan kemampuanmu itu.

Aku menyadari setiap hal yang terjadi
tak pernh aku lewakan dengan begitu saja.
Aku merekam semua itu dalam memori hatiku.
Aku menyimpan semuanya disni.

Jalan yang pernah kulalui untuk menelusuri hal ini tidaklah mudah.
Aku pernah berjuang bertarung melawan keegoisanku.
Aku pernah bejuang melawan diriku sendiri.

Sekarang aku menyadari aku tidak bisa lagi seperti dulu sebelum aku bertemu kamu.
Aku tak bisa lagi membiarkan kamu berkeliaran
disekitarku tanpa kamu melihatku.
Aku menampakkan diriku sekarang.
Dan aku yakin bukan cuma diriku sendri yang merasakan ini.
Tapi kamu juga.

Aku mengikuti cahaya kecil itu
yang selalu menunjukkan tentang kamu.
Yang membuat aku yakin kau tidaklah biasa
Dirimu tidaklah biasa.
Aku terus mengikuti cahaya itu hingga :

Disini, ditempat ini.
Aku sedang berada di padang rumput yang luas
dibawah lukisan langit biru membentang diatasku.
Dan disana jauh didepanku,
sebuah pohon besar dan cuma ada satu pohon itu saja
yang ada dipadang rumput yang luas ini.
Dibawah pohon itu aku melihatnya duduk dan tersenyum kearahku.
Aku berlari menuju pohon itu dan ketika smpai padamu,
aku menggenggam taganmu hingga kau berdiri.
Aku peluk tanganmu dan ku cium keningmu
sambil berkata : "aku yakin kamu juga mengikuti cahaya itu, untukku"
Dia tersenyum, dan tanpa berkata, dia menarik tanganku
dan berjalan bersama.
Dan aku dan dia memulainya dari padang rumput itu.
Dia adalah kamu.

Suatu hari kamu akan tahu kenapa aku mencintaimu.
seperti Jack dan Sally.

-20091122-

1 komentar:

Nafasku tersengal-sengal kacau tak beraturan tenggorokanku sedikit sakit menahan sesak yang tak tahu darimana tepat datangnya... sejenak pan...

The Treasure

Nafasku tersengal-sengal
kacau tak beraturan
tenggorokanku sedikit sakit
menahan sesak yang tak tahu darimana tepat datangnya...

sejenak pandanganku kabur..
tak jelas, samar dan sedikit bisa ditembus mataku

huhh.....
tiap hembusan nafasku
melepaskan sejuta kepanikan
yang sebenarnya telah aku ketahui ada..
tapi aku tidak pergi cuma karena kepanikan itu..
aku tak mau menghilang dari tempatku berpijak sekarang
cuma karena tempat itu kosong..
mendung dan cahayanya kecil...
aku bukan seorang yang lemah
aku telah berpikir dan melewati
berjuta-juta detik yang lalu
sebelum akhirnya aku berada disini..
ditempat yang aku yakin
aku akan menemukan apa yang kucari...

ketika para hantu dari segala penjuru
pikiran-pikiran miring diotakku berkeluaran..
mereka sempat meracuni aku..
untuk kembali..
untuk meninggalkan tempat ini..
tempat yang aku yakini aku akan menemukan harta karunku...
mereka menarik kakiku dan mencoba menyeretku kepada
hal yang besinar terang sementara..

dan...
sekarang tempatku berada menjadi bergetar..
dan dihadapanku, sangat jauh didepanku..
sesuatu bintik kecil tampak mendekati aku

sepertinya aku mulai kenal apa itu...
ia..
aku pernah bertemu dengan itu sebelumnya..
sesuatu yang pernah menghampiriku
jauh sebelum hari ini...
sebelum aku menyadari aku harus ketempat ini...

makin dekat dan makin dekat...
dan akhirnya aku yakin, kali ini aku tak salah..
dan itu memang dia...
The Treasure...


Biarkanlah aku menggenggammu...
to be your guardian

(suatu keadaan dimana aku ataupun siapa saja
yang tidak pernah membiarkan keadaaan dan situasi
seburuk apapun merubah pandangaannya
tentang hal yang diyakininya sebagai impian,
atau apapun kamu menyebut itu)

-based on the dream-

0 komentar:

Ada mata yang memperhatikannya... Menangkap dan merekam setiap adegannya... Sesuatu yang tersembunyi dengan segala keterbukaan yang ta...

Sang Pena

Ada mata yang memperhatikannya...
Menangkap dan merekam setiap adegannya...
Sesuatu yang tersembunyi dengan segala keterbukaan yang tak pernah ditutupi...
Sesuatu yang samar dengan cahaya benderang yang tak pernah menggelapkan rupanya...
Hal yang rumit diartikan dengan segala kata-kata yang tidak begitu istimewa...

Mereka menamakan aku Sang Pena...

Karena aku menuliskan segalanya
Aku membuat hidupku dengan tulisan tanganku...
Aku membuat alur cerita yang kualami dengan segala logika dan imajinasi ini...
Aku membuat jalan yang akan kulalui dengan segala kemampuan ku ini...

Sebagian besar yang terjadi pernah ada dipikiranku sebelumnya..
Mungkin ini deja-vu...
Ohya?
Aku bahkan tak bisa menjawab pertanyaan itu....

*****

Aku masih memperhatikannya...
Aku masih tetap berada ditempatku...
Aku bisa melihat segala ekspresinya...
Kali ini aku tersenyum,
Karena ia mulai berjalan kearah seharusnya ia berjalan.
Seperti dalam pikiranku..
Dan deja-vu terjadi lagi...
Iyakah?

0 komentar:

Pada tanggal 23 Oktober tahun lalu, aku bertemu dengan mu. Dari awal engkau datang dengan keceriaan dan kebahagian dengan segudang kemampu...

Selamat Jalan Om Frans

Pada tanggal 23 Oktober tahun lalu, aku bertemu dengan mu. Dari awal engkau datang dengan keceriaan dan kebahagian dengan segudang kemampuan dan skillmu. Engkau tersenyum, tertawa penuh arti. Senyummu membuat aku merasa kagum. Engkau telah menyatukan ku dengannya yang dulunya terpecah bagaikan air tanpa wadah, berpencar entah kemana. Dari tanggal itu engkau telah memberi wadah kenyamanan bagi banyak orang terlebih aku.

Hari demi hari ku lalui bersamamu. Bersama dengan keahlian bernyanyimu, hidupku terasa nyaman dan ceria. Tertawa, tersenyum dan bergembira bersama telah kita lalui. Sedikitpun tidak ada rasa marah terkuak dari mulutmu. Dan ketika engkau kecewapun waktu itu juga engkau langsung meminta maaf. Engkau takut aku kecewa, engkau tidak ingin melihat aku merasa tidak nyaman. Engkau selalu mengajarkan agar aku benar-benar bisa mencintai musik. Hampir separoh kemampuanmu telah engkau salurkan kepadaku. Kini pada tanggal yang sama pula engkau telah meninggalkanku, meninggalkanku untuk selama-lamanya sampai pada waktunya nanti kita bertemu. Meninggalkanku dalam keadaan yang sangat membutuhkan kehadiranmu. Engkau hanya memberikan waktu setahun buatku bersama dengan mu. Pada hari ini aku ingin kita bersama-sama berbahagia mengenang waktu aku dan engkau bertemu waktu itu. Tapi itu semua hanya mimpi yang tidak mungkin bisa terwujud karena duniaku dan duniamu telah berbeda. Engkau telah berbahagia disamping sang Ilahi dan aku masih harus berjuang dan bertahan di dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan ini. Ucapku sekarang selamat jalan, dan semoga apa yang baik yang engkau lakukan selama hidupmu mengantarmu ke tempat yang paling mulia dan harapanku di tempat itu pula engkau bisa bernyanyi dan berbahagia sambil menyaksikanku melanjutkan keinginan dan harapanmu yang dulu terucap dari mulutmu.


...untuk pelatih koor dan sahabat kami Alm. Frans Suharto...

Cimahi, October 24th, 2009

(by Aman Sitanggang)

0 komentar:

Cinta.... Suatu saat yang lalu, aku pernah berdiri sendiri disini sendiri. Menantikan keajaiban datang. Jauh sebelum itu, aku pern...

Love for me, not I for love.

Cinta....
Suatu saat yang lalu, aku pernah berdiri sendiri disini
sendiri.
Menantikan keajaiban datang.
Jauh sebelum itu, aku pernah kehilangan satu kepercayaanku.
Aku tak pernah bersahabat dengan cinta.
Dan aku tidak akan mau besahabat dengan cinta.
Aku tak pernah ingin memberi apapun kepada hati yang tak seharusnya menerimanya.

Dia datang dengan cara yang berbeda, dengan cara yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Perjalanan pertamaku di bab baru ku bersamanya hari itulah
yang membuat semuanya menjadi begini,
yang mengawali ini semua.
Aku pikir ketidakpercayaanku kepada cinta takkan pernah terganggu.
Tapi ternyata tidak.
Dia membuat taman hijau dalam kegersangan hatiku yang kering.
Dia hadir membawa perubahan itu.
Perubahan yang seharusnya tetap bersamaku sampai kapanpun.

Saat aku mulai membuka hatiku,
ketika aku mulai menempatkan dia dalam
tempat terjauh dihatiku,
pada saat itu pula aku mulai menyadari dirinya sebenarnya.
Pada saat itu pula aku menyadari cinta ini shrusnya bagaimana.
Dan dia mulai meninggalkan aku dari tempatnya seharusnya berada kini.
Dia punya apa yang aku inginkan, tapi aku tak punya apa yang dia inginkan.
Dan itu membuatku malu pada diriku sndiri.

Aku butuh sesuatu dari dia yang membuatku merasa lebih ringan dalam bebanku,
tapi dia tak butuh apa yang aku beri padanya, dan itu membuatku merasaa bodoh.

Aku ingin menggenggam hatinya dan bisa menjadi penjaga hatinya yang
akan selalu berada disampingnya ketika perang dimulai pada hari yang paling mengerikan sekalipun,
tapi aku tak tahu apa dia butuh itu.
Dan itu membuatku berjalan sendirian tanpa tahu kemana aku berhenti pada akhirnya.

Bagaimanapun aku berusaha menjelaskan itu,
jawabannya akan tetap sama.
Dia bukan tidak mengerti, tapi dia tidak akan pernah mau mengerti.
Dan krna itu, aku akan berusaha mengerti.
Aku tak pernah menyesal telah memberi tempat dihatiku untuk hainya.
Karna sampai kapanpun, ini takkan semudah membalikkan telapak tangan,
untuk membuatnya mati tak berharga.
Kini, aku takkan mengharapkan lebih lagi.
Dia akan tetap ada ditempat didalam hatiku
walau aku menyadari aku takkan pernah indah dihatinya lagi,
tapi aku takkan berharap itu lagi.
Karna aku tahu aku bukanlah sesuatu yang diinginkannya dalam cinta.

Takkan semudah aku mengucapkannya aku bisa melakukan ini.
Tapi aku akan berusaha menjalani ini dengan tulus dan benar-benar hatiku sendiri yang akan menjalani ini.

Satu hal yang aku harapkan adalah
Semoga aku tetap bisa bersahabat dengan dia,
karena aku tidak mau kehilangan dia.
Aku tidak mau kehilangan seseorang yang membuat ini semua,
yang membuat ruang hatiku pernah terdekorasi dengan cara yang luar biasa.
Yang membuat ruang kosongku pernah ramai oleh segala hal yang takkan terlupa.
Dia pernah ada didalam hatiku, dan akan tetap disitu tempatnya berada.

-20090908-

0 komentar:

Pagi itu, vianca kecil sedang menatap sesuatu diluar jendela kamarnya. Sesuatu yang sangat mengganggu pikiran sejak seminggu yang lalu.. Da...

Story of Little Vianca - 1 for Little Vianca

Pagi itu, vianca kecil sedang menatap sesuatu diluar jendela kamarnya. Sesuatu yang sangat mengganggu pikiran sejak seminggu yang lalu.. Dan Vianca kecil mulai merasa dia sudah tidak tahan lagi. Tidak tahan untuk mengungkapkan pertanyaannya kepada Bunda..
Dia bangkit dari tempat tidurnya, berlari keluar dari kamarnya dan mencari Bunda. Vianca kecil yang sedang bersemangat itu dengan berseri-seri dan tampak begitu banyak pertanyaan diwajahnya..
Dan sekarang vianca kecil sudah berhadapan Ibunya.
“Bunda, siapa sih sebenarnya yang membuat Dunia Kita yang indah ini, dimana dilangit sana aku bisa melihat langit yang menawan, dan matahari yang cerah, burung-burung berterbangan bebas diangkasa. Dan semua yang ada diDunia ini. Siapa yang membuat semua ini Bunda?” (Tanya Vianca kecil kepada Ibunya)
Bunda menarik napas dan mulai memahami apa yang ada didalam pikiran Vianca kecilnya.
“Sayang, Apa kau ingin tahu siapa yang membuat semua ini(Dunia ini). Dia adalah Ayahmu..”
“Maksud Bunda Papa?? ( Vianca kecil tampak bingung dengan jawaban Ibunya).. Apa papa Vian seorang yang hebat ya Bunda.. Tapi kemana sih Papa? (Vianca kecil selalu ingat ketika Dia bertanya papanya kemana. Ibunya selalu berkata : tunggu kamu dewasa kamu akan tahu.”)Ibunya sekarang mulai menjelaskan.
“ Ia sayang, Ayahmu seorang yang hebat. Dia selalu memelukmu ketika kau masih bayi. Dia seorang yang bertanggung jawab. Dan dia membuat Dunia yang indah ini Untuk kamu sayang. Dia masih belum mau bertemu kamu.. Dia akan bertemu kamu, ketika kau mulai memahami untuk apa Dunia ini Dia ciptaka untukmu.. Dia berharap kamu bisa menjaganya untuk Dia. Bunda yakin, kamu belum paham maksud Bunda hari ini. Pada saatnya nanti, kamu akan melihat maksud itu.” (Bunda mencium kening Vianca kecilnya)..

Vianca kecil yang manis itu terdiam, Dia masih bingung dengan jawaban Ibunya. Tapi dia tidak mau bertanya lagi. Sesuatu yang Dia ketahui hari itu membuatnya senang dan bangga. Dan apapun yang mengganggu pikirannya sejak saat itu, Dia selalu menatap langit, berharap Dia bisa melihat wajah Ayahnya, seperti yang Ibunya katakan…

Vianca Kecil takkan pernah melupakan hari itu, Apa yang membuat Dia sekarang bersemangat dalam melakukan apapun…… sampai hari ini….

(untuk sebuah pertanyaan yang sebenarnya mempunyai lebih dari satu jawaban)
-20090807-

0 komentar:

Ini benar-benar payah.. alam bahkan tidak secara jelas menyatakan kenapa harus seperti ini. kenapa air berbentuk seperti itu, kenapa...

Prolog

Ini benar-benar payah..
alam bahkan tidak secara jelas menyatakan kenapa harus seperti ini.
kenapa air berbentuk seperti itu,
kenapa aku tak bisa melihat udara,
kita harus mencari jawaban itu sendiri.
(jangan pernah puas dengan hasil orang lain, kita harus melakukan itu sendiri),
walaupun banyak teori inilah, teori itulah yang bermunculan
mulai dari manusia cerdas pertama, tapi apakah jawabannya akan tetap seperti itu??
kenapa pemikiran gila dan paling tergila yang pernah manusia rasakan
bisa menyebabkan efek yang luar biasa...

aku ingat kata-kata einstein yang pernah aku baca, yaitu
"Tuhan tidak pernah bermain Dadu.."
Oo..
susah bagiku mencerna kata-kata itu ketika itu,
Tuhan memang tidak bermain Dadu,
tentu saja, Dia mengatakan tentang hidup..
Aku ada bukan karena suatu kesalahan apapun dimasa lalu..
Aku adalah rencana, Aku adalah milik TUhan.
Tuhan menghadirkan aku bagi dunia, karena ada satu tujuan..

Hari ini aku membuka lembaran ini
Memulainya dari pemikiran paling sederhana sekalipun..
Ini bisa seperti Khayalan ataupun nyata...
Tidak menarik seperti yang dibayangkan...
Hanya sebagai tumpahan yang tertahan...
tentang Hidup....
dan bagian-bagiannya....

-20090905-

0 komentar:

Aku pernah berpikir, kakiku lebih hebat dari tanganku karna ia bisa membawa aku berlari dan ia juga bisa membawa aku kemana pun te...

Aku merasa hebat sekaligus bodoh

Aku pernah berpikir,
kakiku lebih hebat dari tanganku
karna ia bisa membawa aku berlari
dan ia juga bisa membawa aku
kemana pun tempat yang aku inginkan..

Tapi ternyata tidak.

kakiku takkan lebih hebat jika tanganku tak ada.
karna tanganku yang membuka jalan bagi kakiku.
tanganku yang melapangkan semak belukar,
penghalang didepanku...
Tanganku yang melakukan itu,
dan kakiku membutuhkannya...


Aku juga pernah berpikir,
otak ku labih bisa kupercaya dari hatiku.
karna otakku membawa aku melayang bebas
dalam negri mimpi..
otakku yang membawa aku berimajinasi dengan segala keinginanku..

tapi ternyata tidak,

Otakku tak mungkin lebih bisa ku percaya
jika tak ada hatiku.
Otakku yang terlalu bebas disana, bahkan pernah menyesatkanku.
Tapi itu tidak terlalu jauh,
karna hatiku membisikkan sesuatu.
Hatiku berbicara padaku dan menunjukkan kepadaku
sesuatu yang tepat.
hatiku mengatakan yang sebenarnya kepadaku,
dan Otakku membutuhkan hatiku..


sekalipun yang yang kau lakukan adalah kebaikan menurutmu,
tapi jika hatimu berkata lain, ya jawabannya adalah bukan...

jangan pernah meremehkan situasi
bagaimanapun keadaanya.
Karna itu bahkan akan menjadi lebih berbahaya daripada mulutmu sekalipun

Dan aku merasa hebat sekaligus bodoh,
ketika menuliskan ini...
pikiranku sedang kacau...
butuh inspirasi.....

-20090903-

0 komentar:

Sebenarnya hal ini sudah lama sekali terpikirkan oleh aku. Hanya saja nggak tahu kenapa, Aku mengalami saat-saat dimana aku mulai bosan me...

Mata dan Hati, atau Telinga dan Mulut ?

Sebenarnya hal ini sudah lama sekali terpikirkan oleh aku. Hanya saja nggak tahu kenapa, Aku mengalami saat-saat dimana aku mulai bosan menulis lagi. Jadi ketika itu aku tak pernah mengembangkan tulisan ini lagi. Tetapi akhir-akhir ini aku mulai rindu untuk menulis lagi. Banyak hal yang ingin aku bagikan. Apalagi baru-baru ini sesuatu kejadian sangat membebani pikiranku. Masalah itu datang terus berganti, berlapis-lapis dari berbagai sisi, dan membuat aku kewalahan untuk menyelasaikan yang mana dulu. Dan setidaknya aku menyadari, salah satu hal yang membuat aku tenag adalah ketika aku menulis.

Kali ini aku akan berbagi apa yang aku pikirkan tentang Indera-Indera kita.

Mata dan Hati??
atau
Telinga dan Mulut??

Aku lebih suka MATA bekerjasama dengan HATI.
Lebih tenang, sejuk dan mementingkan perasaan.
mereka mengambil langkah yang paling bijaksana,
karena berasal dari nurani yang dalam. Mata cenderung mengambil kesimpulan yang lebih realistis dan sangat menjamin untuk dipercaya. Karna ketika itu kita langsung berhadapan dengan sang objek, dan serasa kita mengalami sendiri kejadian itu. Dan hati tak pernah salah dalam menilai. Hati berasal dari dalam dan paling dalam dari diri manusia. Apa yang dikatakan hati kita selalu benar dan janji yang tertepati..

Daripada TELINGA dengan MULUT..
kebawa emosi, terburu-buru.
Belum tentu benar apa yang didengar, tapi keburu mulut udh berucap-ucap..
Setara menyakitkan,
Jika Efeknya adalah ke Hati dan perasaan.
Telinga meyimpulkan dengan sangat sederhan dari yang sebenarnya terjadi, dan telinga belum tentu mendapat informasi dari sumber yang benar diluar sana. Ingat ada banyak kebohongan yang selalu ditangkap oleh telinga. Dan mulut, Ini yang sangat serius. Jujur, mulut juga berperan penting dalam sebuah penyimpulan suatu kejadian. Mulut sangat kaut efeknya, sekali ia mengeluarkan kata-katanya, maka dia tidak akan pernah bisa menariknya lagi. Apalagi jika mulut bekerja sama dengan telinga.

***
Indera-indera kita ini haruslah kita pergunakan dengan baik didalam kehidupan kita. Mereka tidak bisa bekerja sendiri, ataupun tanpa memihak. Mereka Diciptakan untuk kita agar kita pergunakan dengan baik. Mereka haruslah bekerja secara bersama-sama. Karna ketika itu terjadi, Maka suatu keputusan yang kau ambil adalah yang terbaik.

Diakhir tulisan ini, Aku ingin menuliskan suatu kalimat yang mungkin bisa diartikan dengan sempurna oleh teman-teman semua.

"KIRIMAN UANG BISA SAJA BERKURANG DITENGAH PERJALANAN, TETAPI KIRIMAN BERITA BISA SAJA BERTAMBAH DAN MENGADA-ADA DITENGAH BANYAKNYA TELINGA YANG MENERIMANYA DAN MULUT YANG MEMBICARAKANNYA"

Dan itu artinya apa?
Keputusan mu tetap berada didalam hatimu.
Dan yang paling Terdalam..

-20090815-

0 komentar:

B ajuku lusuh, waktu sedang menunjukkan siangnya. Langkahku biarkan menulusuri pelan-pelan koridor. Mataku melihat sosoknya berjalan diseb...

Daun Kering

Bajuku lusuh, waktu sedang menunjukkan siangnya. Langkahku biarkan menulusuri pelan-pelan koridor. Mataku melihat sosoknya berjalan diseberang dengan seseorang. Wanita itu tertawa riang bersama seseorang. Angin bertiup pelan menyisingkan rok sekolahku. Mata ini terus memperhatikan, tangan mereka saling bergandeng tangan dan tangan yang lainnya saling menunjuk buku. Senyumnya, aku iri dengan sebaris gigi keluar disaat bersamanya sedangkan ketika denganku hal itu tak terjadi. Wanita berkurudung itu terus membuat seseorang yang disampingnya tersenyum manis. Senyum mereka terlalu mengembang hingga membuatku tak dapat tersenyum. Kupaksakan diri untuk terus berjalan namun bagaikan dipaku bumi kaki ini masih diam. Keadaan sekelilingku teramat sepi, tak ada seorangpun yang menyapaku.
Wajah ini semakin lusuh, kepada sesosok pria yang tak pernah mengerti aku. “Lagi ngapain?”, tampak secuil dosa terpampang diwajahnya. Senyum itu agak mengembang, hampir sama disaat bersama wanita berkerudung “Ngga lagi ngapa-ngapain, mang kenapa?”, ucapku tanpa menoleh sedikitpun kepadanya. Pria ini masih berdiri disamping tempatku duduk. Tubuhnya lebih kurus dariku, namun urat nadinya lebih menonjol keluar. Angin menerpa suasana diantara kami, diam membisu hanya itu yang terjadi diharinya bila bersamaku. Sudah kusisingkan lengan bajuku untuk membuatnya tetap tertawa, tapi yang terjadi hanya suasana hening yang kudapat. Mungkin, karena dia adalah pacar pertamaku yang benar-benar aku sukai. Walaupun dihati ini masih menunjuk kepada orang lain. Suasana saat bersamanya persis sekali seperti daun kering yang tertiup angin. Wajah kami sama-sama berlalu tanpa menoleh sedikitpun, sesekali kulirikkan mata ini.
“Boleh baca sms-nya?”
“Boleh”
Kubuka inbox dihp-nya, tak ada hal yang pribadi disana. Entah kenapa, wajahku meninggalkan senyum saat dia memperbolehkanku membaca sms-nya. “Mo pulang ngga?”, tanyanya padaku sambil melihat wajahku “Iya”
“Pulang bareng ngga?”
“Terserah”, kulihat senyumnya tergores. Kemudian aku berpamitan dengan teman lalu kami jalan beriringan. Tak membicarakan apapun, sepasang matanya sesekali bertabrakan mata denganku. Osh, jauh lebih tua dariku. Jalannya dipelankan mengikuti langkahku. Di koridor sekolah angin bertiup pelan, sebaris gadis IPS duduk berjejer dipinggir lantai koridor. Tertawa mereka riang “Ayo lagi ngapain?”, teriakku menyapa mereka “Mau rujak ngga?”, tawar mereka sambil menyodorkan aneka buah plus dengan sambelnya kepadaku. Osh masih terus berjalan seperti tak menghiraukan. Kucicipi satu irisan buah mangga mereka, mulutku belepotan karena sambelnya. Tertawaku masih belum usai karena ulahku ini. Osh menunggu dengan tatapannya, entah ada perasaan apa yang hadir didiri. Angin tertiup sebagaimana mestinya, dia pria pertama yang menunggu langkahku untuk menghampirinya. Supaya tubuh ini sejajar dengan langkahnya. Walaupun perasaan ini tak kukenali tapi segores pulpen berbentuk senyum tergambar dihatiku.
Suasana kelas saat ini sedang sepi, satu-dua orang menempati kelas dijam istirahat. Kutempati bangku belakang pojok kelas, tidak sengaja melihat dirinya. Sesosok berlalu didepan pintu, aromanya sangat khas hingga aku mengetahui sesosok itu. Tubuhnya mendekati wajah pedihku, lagi-lagi wanita berkerudung itu berjalan beriringan dengannya. Seperti melihatnya untuk pertama kali dan untuk yang sekian kalinya, perasaan yang timbul sangatlah menyakitkan. Dia tak akan mengetahui perasaan yang kualami saat ini, bila wanita berkerudung itu sedang bersamanya.
Dia tak akan pernah mengetahui; saat duduk berduaan dengannya ada seseorang yang tersenyum padaku, ketika benar-benar memperhatikannya isi hati ini terisi orang lain, saat mencarinya aku telah menemukan orang lain terlebih dahulu sebelum dia, ketika diteleponnya kukira itu dari seseorang yang selalu kuharapkan. Perasaan bersalah itu timbul kembali, aku sebenarnya tak pernah membalas cinta Osh. Mungkin juga karena itu tawanya tak pernah lama saat disampingku. Aku baru sadar bahwa aku selama ini tak pernah menghiraukannya.
Suatu hari disaat aku duduk berduaan dengan Osh didepan kelas. Seseorang itu menyapaku, mengungkapkan lagi kejadian yang dulu pada saat tak bersama Osh. Wajah ini menelungkup tak mau membalas senyumnya, tak ingin melihat wajah lesunya. Namun usaha ini percuma, tak membuahkan hasil. Osh dengan sikapnya seolah-olah menyetujui aku untuk menikmati masa laluku ini. Kupandangi seseorang itu dengan lekat seperti biasanya, seolah tak ada Osh disampingku dengan tatapan mengarah kepadaku. Kisah itu terulang kembali disaat aku ingin benar-benar melupakannya. Apa kesalahanku? Osh memberi peluang, disaat aku ingin membayar kesalahan ini. Dia tak lagi menghiraukanku bahkan ketika kita bertatap muka. Entah dari mana datangnya, tinta pulpen itu menggores hatiku pedih.
Seseorang itu menyapaku terus, memberi senyumnya yang sama ketika Osh tak ada dihariku dulu. Setiap pulang sekolah, aku menunggu seseorang itu yang seharusnya niatku ini menunggu Osh. Di koridor sekolah dekat ruang guru, di sanalah Osh menyadari saat itu aku belum pulang. Matanya tetap memperhatikanku lalu,
“Mau pulang ngga?”
“Ngga lagi nunggu Alu”, nama seorang adik kelas menjadi korban. Senyumku ragu kutunjukkan, walau pahit aku tersenyum. Saat sosoknya hilang dari hadapan, sejenak aku berpikir “Osh, seandainya kau benar-benar tahu seseorang yang sedang aku nantikan sekarang. Apakah senyum dibibirmu itu masih terpajang?”, kepala kutundukkan. Seperti ini dan selalu seperti ini, ketika aku ingin menelpon seseorang. Osh menuliskan kata berupa sms dihp-ku. Ketika hubungan kita penuh dengan liku, kupakukan tangan pada seseorang. Ketika Osh tak bisa menemaniku duduk, seseorang datang dengan maksud menggantikannya. Ketika tubuh Osh berlalu begitu saja disampingku, tiba-tiba seseorang memberi senyumnya menyapaku. Ketika kebetulan itu menjadi sebuah kebiasaan. Pelan-pelan palingan muka Osh menjadi suatu pembatas bagi kami, secara diam-diam.
Seseorang ingin aku menempati janji, suatu saat ketika itu kita akan bertemu lagi dan saat itu hatiku tak dipenuhi Osh. Dan dalam diriku sendiri aku berkata “Bila memang perasaan ini ada hanya untuk sekedar membalas cinta Osh yang dulu padaku. Walau menyakitkan biarlah aku tanggung, supaya aku dapat merasakan sesuatu yang selama ini Osh tanggung diam-diam”. Namun tetap saja aku seperti daun kering, hanya bisa bergerak ketika angin menggerakkanku. Dan aku ragu dengan sikap Osh yang mulai dingin tak memedulikanku, dengan sikap Osh yang seperti itu pelarianku menuju ke seseorang semakin menjadi suatu keharusan. Seseorang itu membentangkan tangan terhadapku. Lalu, ketika dua senyum menggores hatiku. Ada perasaan aneh yang timbul dan aku tak bisa memastikannya.
Tiba-tiba wanita berkerudung itu tersenyum padaku, dalam senyumnya dia berkata “Bila perasaanmu tulus, hal yang menyakitkan itu tak akan pernah terjadi”, kusibakkan rambut kebelakang. Mengartikan lebih dalam senyumnya, dia juga menyukai Osh lebih dari yang aku punya. Jendela disebelahku menghapuskan rintik dipipi. Mencurahkan tentang isi hatiku saat ini. Osh melewati kelasku tanpa menoleh sedikitpun. Seperti inikah dia disaat dijauhiku, pandanganku alihkan keluar jendela. Rerumputan hijau menari seakan menyambut kesedihan jiwaku. Kisah yang menyenangkan ini membuat coretan berbentuk senyum tergambar banyak dihati, tak heran satu coretannya sangat menyakitkan jiwa. Sedikit demi sedikit aku menyadari, kisah kita hanya sebuah kesalah pahaman. Tak berakar dan tak berujung.
“Kamu sama saya jadian mau engga?”
“Siapa?”
“Hm…”
“Si…apa?”
“Kamu sama saya…jadian?”, matanya menatapku ketika itu. Sekarang mata itu masih berarti sama, namun sikapnya sudah berubah. Pernah sekali aku rasakan cinta itu tak hadir terhadapku. Aku kira karena terlalu sering ditatapnya, tapi ternyata alasan itu salah. Kisahku bertepuk sebelah tangan, selama ini hanya dia yang merasa sakit hati. Ternyata itu hanya sebuah perasaanku saja. Osh, bila perasaan itu masih terjaga, aku pasti akan menghubungimu. Bila memang ada yang lebih baik dariku, biarkanlah dia duduk. Jangan pernah mengharapkanku…jangan biarkan dia pergi sepertiku…
Suatu saat aku pasti akan mengatakannya. Koridor sekolah sepi saat aku melewatinya dengan baju sekolah yang lusuh kulihat pintu kelasmu dari jauh. Ada sebuah senyum disana, pelan-pelan tanpa kau sadari aku telah berjalan mendekatinya dengan senyum menyinggung bibir walaupun seseorang masih mengikuti dalam jejak kaki ini. Seperti daun kering yang tertiup, bergerak mengikuti angin walau beberapa kerikil menyertai.

(by Nina)

1 komentar:

Terkadang manusia tidak bisa ditebak, apa sebenarnya yang Ia pikirkan, apa sebenarnya yang Ia Impikan, apa sebenarnya yang Ia ingin laku...

Imajinasi VS Logika

Terkadang manusia tidak bisa ditebak, apa sebenarnya yang Ia pikirkan, apa sebenarnya yang Ia Impikan, apa sebenarnya yang Ia ingin lakukan, dan tentunya berjuta-juta lagi kemisteriusan manusia. Dan semua hal itu sebenarnya tidak jauh-jauh dari 2 hal yang tentunya tidak asing lagi didengar, yaitu IMAJINASI dan LOGIKA.

Aku memandang bahwa Imajinasi dan Logika itu sebagai 2 hal yang berjalan beriringan disamping kiri dan kanan manusia, saling menyeimbangkan, Mereka bukan musuh manusia, dan juga tidak saling bermusuhan. Otak manusia lah y6ang membuat Imajinasi dan Logika itu ada.

Ada kalanya Imajinasi lebih kuat daripada Logika. Dan itu bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Ingat, dunia sudah menginjak Abad 21. Banyak perubahan yang telah dibuat oleh para rekan-rekan ku pada waktu-waktu lalu.. Penemuan para ahli yang pertama itulah yang membuka pintu Inspirasi Generasi-generasi selanjutnya untuk melakukan pengembangan atau penemuan-penemuan baru. Dalam hal ini Imajinasi sangatlah luar biasa, bagaimana Ia meruntuhkan Logika dan akal sehat manusia. Misalnya ketika Pertama kali benda buatan manusia mendarat diBulan, bagaimana kapal selam ditemukan. Dan banyak keanehan lagi yang pernag terjadi didunia ini. Itu adalah hasil Imajinasi, dan bagaimana usaha manusia untuk menjadikan sesuatu dikuar batas rasional telah berhasil...

Tapi jangan pernah meragukan kekuatan Logika. Logika jarang berkata salah. Cara kerja logika adalah sejalan bersama Fakta dan akal rasional manusia... Logika memandang sesuatu dari apa yang telah disepakati antara Suatu Objek dan sang manusia itu sendiri, yang merupakan hal yang selalu dibenarkan. Logika sangat dapat diandalkan dalam perang yang rumit sekalipun. Logika sangat kuat, dan jangan coba memain-mainkan logika..

Imajinasi dan Logika berjalan beriringan disamping kiri dan kanan manusia. Ada saatnya mereka sama, ada saatnya mereka saling melengkapi, tapi ada juga saatnya mereka menjadi bertolak belakang.

hmm, persimpangan jalan selalu ada, dimana manusia harus menentukan sesuatu.. Dan kalau mau tahu, siapa pihak netral antara 2 hal itu, jawabanya adalah Hati Nurani...
Karena hati nurani adalah kekuatan terbesar yeng pernah dimiliki semua mahluk Tuhan yang disebut Manusia...

0 komentar:

Pagi itu Dia berlari sekencang-kencangnya. Tak peduli lagi dengan butir-butir hujan yang memukul tubuhnya dari arah langit. Roman tegang b...

Aku Sayang Kamu

Pagi itu Dia berlari sekencang-kencangnya. Tak peduli lagi dengan butir-butir hujan yang memukul tubuhnya dari arah langit. Roman tegang bercampur panik tampak diwajahnya. Dipersimpangan jalan itu Dia semakin mempercepat langkahnya berlari.
Berharap. . . . .
Berharap dirinya belum benar-benar terlambat, yang Dia tahu pemikiran semacam itu adlah keliru. Karena Dia memangtelah terlambat sejak peristiwa itu.
Terlambat untuk melakukan sesuatu yang seharusnya Ia lakukan jauh sebelum HARI INI.

***

Dia sampai juga ditempat itu. Ia berhenti berlari, dan mulai melangkah dengan lambat.
Menghampiri.
Lalu Ia terduduk begitu saja disitu, seakan tubuhnya tak ada daya lagi. Air mata seketika itu mengucur deras dari balik kelopak matanya.
Dia menangis.
Benar-benar penyesalan yang tampak pada raut wajahnya. Dari balik ributnya gemuruh air hujan yang menemaninya hari itu, Ia mulai mengucapkan kata-katanya. Dan suara paraunya itu tampak samar terdengar.
"Aku takkan pernah memaafkan diriku... Karena Aku telah membuat suatu kesalahan yang tentu saja akan terus menghantuiku.Mungkin sampai aku melihatmu lagi, dan itu tak mungkin"
"Aku seharusnya mengatakan ini sebelum saat ini."
Saat itu pula air matanya semakin mengucur deras, seakan mengalahkan derasnya air hujan yang menampar-nampar wajahnya pagi itu. Dia mulai melanjutkan ucapannya setelah berusaha mungkin mengeluarkan siara dari mulutnya, yang hampir saja membisu oleh situasi saat itu.
"A..ku.. . . . ."
"Aku Sayang Kamu . . . . . "

Dia berdiri setelah itu, mulai meninggalkan tempat itu dengan hatinya yang hancur tak tertahankan....
Sesaat Dia berbalik menatap Sebuah ukiran Nama yang terpahatkan di Batu Nisan itu. Berusaha mengingat seraut wajah, pemilik Nama itu...
Kemudian Dia berlari meninggalkan tempat itu.
Tanpa tahu. . . .
Tanpa tahu harus kemana......

-20090305-

0 komentar:

Haruskah aku beranjak melangkahkan kakiku lagi ?? Padahal baru sebentar aku singgah disini dari perjalanan jauhku hari itu... Nam...

Karena letihku belum sepenuhnya hilang

Haruskah aku beranjak
melangkahkan kakiku lagi ??
Padahal baru sebentar aku
singgah disini dari perjalanan jauhku
hari itu...
Namun, secara tak langsung
Aku diinginkan beranjak pergi
Aku hanya bisa memandang,
Tapi aku tak bisa masuk kesana.
Aku tak ingin mengorbankan sesuatu hal
hanya untuk itu saja.
Tapi aku juga tak ingin menyiksa diriku
Aku lelah...
Aku bosan...
Aku letih dengan ini semua
Aku juga ingin
Tapi aku tak mengerti,
dan yang aku tahu,
takkan mudah bagiku
beranjak dan pergi dari sini...
Takkan semudah yang mereka pikirkan...
Karena letihku belum sepenuhnya hilang...

0 komentar:

...Make it a better place... ...For you and for me and the entire human race... ...There are people dying... ...If you can enough for t...

Heal The World




...Make it a better place...
...For you and for me and the entire human race...
...There are people dying...
...If you can enough for the living...
...Make it a better place for you and for me...

michael jackson

0 komentar:

Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku. Dan itu baru aku alami akhir-akhir ini. Tidak tahu kenapa, aku merasa menyesal, menyesal kena...

Aku dan Arsitektur

Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku. Dan itu baru aku alami akhir-akhir ini. Tidak tahu kenapa, aku merasa menyesal, menyesal kenapa? Itulah yang masih kupikirkan. Aku sebenarnya tak mau memikirkan hal ini, tapi tetap saja, hal itu selalu muncul saat aku sibuk diantara semuanya.

Aku hampir putus asa didepannya. Karena apa? karena Aku benar-benar lelah. Aku letih. Dan aku sadar, ini baru awal dari semuanya. Aku butuh sesuatu hal yang menyegarkanku. Aku butuh hal yang bisa membuatku bersemangat lagi seperti saat dimana dulu aku memilih ini dalam perjalananku.

Bodohkah aku? Salahkah Aku dalam pilihan ini. Dulu ini adalah mimpiku, Dan aku sepersembilan puluh sembilan persen melaluinya. Aku berharap besok semuanya sudah baik-baik saja. Aku berharap Aku mampu melanjutkan misi ini. Dan aku berharap ini tetap pilihan terbaikku, Ini tetap mimpiku yang harus ku capai. Dan aku tak ingin mundur. Aku harus buktikan bahwa aku mampu dalam bidang ini.

0 komentar: