Katupan kedua tangannya masih sangat erat...
Mulutnya terus berirama tanpa suara sementara matanya terpejam.
Apa Ia sedang berdoa?
Ini seperti sebuah kutukan yang mengalir didalam darahnya
yang mengikat dirinya.
secara logika tidak ada yang memberi pagar,
Namun Ia sendiri yang membatasi dirinya...
tak ada siapapun yang membelengu dirinya,
Ia sendiri yang menahan langkahnya...
Nalurinya seperti telah mengendalikan pikirannya.
Apa sih yang ada dipikirannya...
Dia yang terlalu bodoh atau orang lain yang tersesat didunianya??
Aku mengenalnya sudah sejak lama.
Sejak 20thn llu ketika pertama kali tangisan kecilnya bergema di Bumiku..
Aku mengenalnya sejak saat itu.
Aku sejalan dengannya, Tapi Dia tidak pernah menyadari bahwa Aku selalu memperhatikannya..
Dia tidak pernah tahu, Aku menertawakan kenakalan kecilnya..
Dia tidak pernah sadar, bahwa Aku mengamati disudut matanya, ketika dia tersesat dalam pikiranya.
Dia tidak pernah melihat, aku terus mengamatinya...
Akhir-akhir ini Dia seperti mulai sadar kehadiranku.
Dia mulai menyadari bahwa Dia tidak selalu sendiri...
Dia mulai samar-samar melihatku..
Aku tidak pernah menyembunyikan diriku.
Aku adalah bagian dari dirinya.
Aku juga berperan dalam setiap hal apapun yan bertkaitan dengan dirinya..
Aku bagian dari Hatinya.
Moga Dia tidak pernah tersesat lagi dalam pikirannya.
Setidaknya Dia telah menyadari Aku.
Jiwanya yang lain... Dan Aku tak pernah meninggalkan Dia.
Sejak tangisan kecilnya 20thn yg lalu, hingga pada hari terakhirnya nanti.
Aku bisa melihat Dia merinding ketika menyadari aku
0 komentar:
Post a Comment