Raut tua menghias wajah pak tua. Dia berbicara dengan bahasa yang sedikit kumengerti. Ini kotanya, dan walaupun sudah 4 tahun, aku belum j...

Suatu hari di angkutan kota bandung....

Raut tua menghias wajah pak tua.
Dia berbicara dengan bahasa yang sedikit kumengerti.
Ini kotanya, dan walaupun sudah 4 tahun, aku belum juga bisa berbicara dengan bahasa kota ini.
Aku cuma menangkap beberapa hal dari apa yang dibicarakan pak tua.
Keluhan.
Raut muka dan nada bicaranya setidaknya kutangkap sebagai sebuah keluhan.
Dan aku mengerti kenapa dia mengeluh.
Dia menanggung beban yang cukup besar bagi keluarganya.
Sesekali ia menghitung hasil jerih payahnya hari itu.
Sesekali wajahnya lesu melihat betapa sepinya jalan ini.
Karena jalanan sepi berarti kesialan baginya.
Dalam kendaraan ini hanya aku selain pak tua.
Dalam hatiku berbicara, kemana sekiranya orang-orang dikota ini.
Tak ada satupun dari mereka yang naik kendaraan ini.
Sebenarnya aku adalah orang yang sangat tidak menyukai macet.
Tapi kali ini seperti aku menyukai hal-hal yang menghambat perjalananku
Maksudku bukan macetnya, tapi menunggu ada orang yang ikut naik kendaraan pak tua.
Aku sudah sampai ditujuanku, dan sepertinya aku orang terakhir yang ada dikendaraan itu.
Aku sengaja melebihkan ongkosku hari itu, berharap itu bisa membantu pak tua semangat lagi.
Menunggu, menunggu orang-orang dikota ini untuk menggunakan jasa pak tua itu..
Dan semoga Tuhan memberkati keluarga pak tua ini.

0 komentar:

***** Seorang gadis kecil kira-kira berumur delapan tahun bermata hitam berkulit sawo matang dengan rambut keriting menghampiriku. Gadis k...

Story of Little Vianca - Suatu Sore

*****
Seorang gadis kecil kira-kira berumur delapan tahun bermata hitam berkulit sawo matang dengan rambut keriting menghampiriku. Gadis kecil itu tampak sangat bahagia. Itu tampak pada raut mukanya yang ceria. Gadis kecil itu menghampiriku sambil bertanya : “Kakak datang darimana?”.  Aku terkejut dengan pertanyaannya. Lalu aku menjawab dengan pasti sambil memberikan senyumku. “Tentu saja aku datang dari daerah ini adik kecil.” Dan seketika aku menjawab tersebut tiba-tiba aku baru menyadari satu hal. Satu hal yang seharusnya sudah aku sadari sesaat tadi sebelum gadis kecil itu menghampiriku. Bagaimana mungkin ini terjadi. Bagaimana mungkin aku tidak mengenali siapa gadis kecil itu. Dan memang benar, Aku,... Aku tidak mengenalinya sama sekali. Lalu perhatianku tertuju pada sekelilingku dan itu mula menambah keterkejutanku dan aku mulai merasa ada yang aneh. Aku juga tidak mengenali tempat ini. Apa aku tersesat. 

Ketika aku ingin meralat jawabanku tadi, gadis kecil buru-buru itu menarik tanganku dan membawaku ikut bersamanya. Aku bertanya akan pergi kemana, dia menjawab ingin mengenalkanku pada ayah dan ibunya. maka aku mulai mengikuti gadis kecil itu tanpa tahu dia akan membawa aku kemana.

Saat itu hari tampak sudah sore. Kami berjalan melewati jalan setapak dengan pohon cemara dimana-mana. Tampak seperti hutan. Namun akhirnya kami sampai didepan sebuah rumah. Dan tetap saja aku tak mengenali rumah itu. Selintas aku menoleh kearah gadis kecil itu, dan samar-samar aku sepertinya melihat hal yang tidak asing. Mukanya tidak asing bagiku, tetapi seberapa kuatpun aku mengingat, aku tetap tak mengenalnya.

Kami mulai masuk halaman dan rumah dan akhirnya sampai didepan pintu rumah tersebut. Gadis kecil itu mengetuk pintu rumah. Dan sesaat kemudian pintu terbuka, seorang pria dan wanita seketika tampak dihadapanku sekarang ini. Dan, seketika itu juga aku ingin berteriak penuh keterkejutan. Keterkejutan yang yang semakin memperbesar kekagetanku sebelumnya. Bagaimana tidak, aku sangat mengenal pria yang ada didepanku sekarang ini. postur tubuh itu, gaya rambutnya, bentuk mukanya dan tanda lahir di telinga kirinya itu. Sangat familiar. Ya, bagaimana mungkin aku tidak tahu, tanda lahir itu mirip denganku. Dan muka pria itu juga seperti aku melihat diriku dicermin hanya saja dia berkacamata dan tampak rambutnya sedikit memutih dariku. Aku masih dalam keterkejutanku dan sambil berpikir apa yang membawaku ketempat ini sebelumnya. Bagaimana tiba-tiba berada ditempat ini dan seorang gadis kecil yang menghampiriku. Aku tak bisa menemukan jawabanku yaitu apa hal terakhir aku lakukan sehingga aku bisa berada disini. 

Ketika pria itu memperkenalkan namanya, dan aku semakin terkejut, karena namanya sama denganku.  Aku tidak bisa berkata-kata. Pikiran liarku mulai datang dan karena itukah wajah gadis kecil ini begitu familiar bagiku. Yah tentu saja, wajah gadis ini menuruti ayahnya dan itu sama seperti diriku. Apa ini mimpi?

Tapi, tunggu dulu. Siapa wanita ini. aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali.  Wanita ini jelas sekali istri si pria dan ibu si gadis kecil. Tapi aku tidak mengenalnya sama sekali..

Dan tepat pada saat itu, sekelilingku mulai kabur, samar-samar tidak kelihatan dan akhirnya menghilang. Dan aku mendapati diriku berada di tempat yang tidak asing lagi bagiku. Aku berada dikamar kostanku. Sepertinya aku baru terbangun dari tidurku dan sangat jelas sekarang hal barusan adalah mimpiku.

Hal yang baru saja aku alami masih menghantuiku. Semuanya belum jelas bagiku, tentang siapa mereka semua yang baru saja kutemui?? Apa Pria tadi itu adalah aku? Apakah itu gambaran masa depanku? Dan gadis kecil itu? Dan wanita itu, aku bahkan tidak mengenalinya sama sekali. Walaupun  itu semua hanya mimpi dan bisa terjadi bagaimana saja, tetapi tetap saja berhasil menggangguku dengan pertanyaan yang belum terjawab.
***** 

0 komentar:

Apa hal yang paling kamu benci didunia ini? Sepintas pertanyaan tersebut masuk dalam daftar pertanyaan termudah bagiku. Kenapa tidak, s...

Apa hal yang paling kamu benci didunia ini?

Apa hal yang paling kamu benci didunia ini?

Sepintas pertanyaan tersebut masuk dalam daftar pertanyaan termudah bagiku. Kenapa tidak, sejauh ini banyak hal yang membuat risau dalam hidupku. Dan harusnya semua itu adalah hal-hal yang paling aku benci.
Tapi ternyata tidak. Loh Kok??

Pertanyaan polos diatas sejujurnya belum pernah terlontar dari satu orangpun untukku. Cukup bersyukur karena jika seandainya saat ini ada yang menanyakan hal itu kepadaku, orang yang menanyakannya tersebut tidak akan pernah saya puaskan ditempat, karena dia tidak akan pernah mendapatkan jawaban langsung pada saat hari pertanyaan itu terlontar.
Hmm, aku me-rewind 2 tahun lalu ketika pertama kali pertanyaan itu muncul dalam pikiranku. Sebenarnya sih bukan murni datang begitu saja dalam pikiranku. Tapi holywood-lah yang berhasil memberikan PR tersebut kepadaku lewat salah satu film terbaiknya. Aku sih ga akan bercerita tentang filmnya. Para surprise-lover pasti sudah paham bahwa satu-satunya hal yang keren dalam hidupnya adalah suatu kejutan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Termasuk pertanyaan polos diatas, datang sendiri aja lewat hal-hal yang kita kerjakan dan kita lalui tiap hari. Dan cari saja sendiri filmnya apa. hehe..

Berbicara tentang pertanyaan diatas, bahkan sejak 2 tahun lalu sampai hari aku menulis tulisan ini, aku belum benar-benar mendapatkan jawabannya. Apa sih yang paling aku benci didunia ini?
Karena semua hal yang kubenci sebenarnya bukan keinginan hal itu untuk aku benci. Tapi aku baru sadar, bahwa akulah sebenarnya penyebab semua itu. Aku membatasi diriku dari mereka dan seolah-olah aku membenci mereka. Dan aku tak pernah benar-benar membenci hal-hal tersebut. Kuliah di Arsitektur, kamar kostn yang laksana kapal pecah, keributan dengan high-level ditengah keinginan berkonsentrasi, cewek yang tidak sesuai tipe, BBM naik dan banyak lagi. hahaha. Mungkin hal-hal tersebut tidak disukai, tapi tidak pernah sampai membenci mereka. Bahkan jika adapun orang yang membenciku karena alasan mereka, aku tidak pernah terkontaminasi untuk ikut membenci dia.
Tulisan ini mungkin belum akan selesai sampai disini ketika aku menulis ini, karena aku juga belum menemukan apa hal yang paling aku benci didunia ini. Dan karena aku bisa memilih, maka aku memilih untuk tidak ingin punya hal yang paling aku benci didunia. Aku ingin bersahabat. Dengan apapun, dengan siapapun.

4 komentar:

GOD  IS  AN  ARCHITECT

GOD IS AN ARCHITECT

GOD IS AN ARCHITECT

0 komentar:

Finally, today has come. The day when I should throw all the crap that still lives inside of me. The updates were supposed to come earli...

Those Names

Finally, today has come.
The day when I should throw all the crap
that still lives inside of me.
The updates were supposed to come earlier
Nobody lies to hide anymore, at least not from myself

My mind was blurred and I almost forgot
various things that ever happened to me during this.
I almost forgot about the various names I’ve ever known
Luckily, the song was playing when my turn
My turn to throw away all the useless things inside of me
Then, this question arises.

Why is it almost erased from my memory
I mean those names?
Are they useless to me?
Or was the system damaged when it was my turn?

I even can’t answer it now.
I need more time to decide
Before I have to throw away the useless things inside of myself
Finally, I made a deal with my own brain
And I prefer to put it off
My turn to participate in “Day of the Elimination of Garbage Soul”
At least I put it off until I find the answer
Whether the names were worth it or not.
And I hope to find the true worth of those names.

0 komentar:

Tidak pernah sesederhana itu. dan tidak pernah pula serumit itu. setiap kita mempunyai ruang sendiri yang tak kelihatan, kita sendirilah yan...

Ruang Kita

Tidak pernah sesederhana itu.
dan tidak pernah pula serumit itu.
setiap kita mempunyai ruang sendiri yang tak kelihatan,
kita sendirilah yang membangun ruang tersebut.
ketika itu telah terbangun.
tidak pernah ada yang bisa merobohkannya.
kecuali oleh kita sendiri..
sudah jelas, kita bertanggung jawab kepada ruang kita masing-masing...
sederhana saja, didalam ruang tersebut hanya kita yang bisa masuk.
dan disanalah kita menjadi diri kita yang sebenarnya.
dunia itu ya dunia kita.
orang lain tak bisa melihat itu sejelas kita melihatnya.
tentu saja karena cuma kita yang bisa masuk.
ketika kita keluar dari ruang kita itu,
dunia punya tentara dan bala penggoda
yang siap untuk memodifikasi siapa kita sesungguhnya.
apa yang orang lain lihat mungkin sebenarnya bukan kita yang sesungguhnya.
itu bisa jadi karena kita malu, kita tergoda untuk menjadi yang lebih hebat kata dunia,
mungkin karena kita belum siap, atau mungkin kita punya rencana sebelum dunia melihat kita apa adanya..
tidak akan pernah tahu pasti.
sebagaimanapun dunia mengubah kita dari kita yang sebenarnya,
jangan pernah melupakan siapa kita sebenarnya.
mungkin menjadi apa adanya itu tidak mudah, tapi juga tidak sulit.
relatif.
tapi pasti akan selalu ada cinta apa adanya untuk cinta apa adanya.
disana kebahagian telah berkumpul.
menunggu kita.

0 komentar: