***** Hujan mengguyur begitu derasny di tanah ini. Begitu deras. Saat itu hari masih siang. Namun sekolah sudah sangat sepi sekali. Vianc...

Story of Little Vianca – Meet the unknown

*****
Hujan mengguyur begitu derasny di tanah ini. Begitu deras. Saat itu hari masih siang. Namun sekolah sudah sangat sepi sekali. Vianca kecil masih duduk menunggu dengan sedikit cemas dan takut. IA. Dia sangat takut dengan petir. Sama seperti ibunya. Dan waktu itu petir bersahut-sahutan seperti sebuah karnaval pesta kembang api di malam tahun baru. Vianca kecil sendirian. Menunggu di selasar sekolahnya. Menunggu ibunya menjemputnya. Ibunya tak pernah telat seperti hari. Ibunya memang tidak telat. Hujan deras yang membuat ibunya sekarang masih berteduh dengan sangat-sangat kawatir dan kecemasannya tinggi. Memikirkan Vianca kecil yang dia tahu sekarang sedang menunggu diriny dengan pasti sangat ketakutan. Ibunya tahu Vianca kecil sangat takut dengan hujan deras dan petir. Dan sekarang Vianca kecil sendirian.
Sementara disekolahannya, vianca menangis dengan sangat takut. Dia masih 8 tahun jelas hal ini begitu  menakutkan untuk anak 8 tahun. Vianca kecil berdiri. Dalam pikirannya dia tidak mau berlama-lama ditempat itu. Tapi dia juga tidak bisa memaksakan untuk pulang langsung karena kondisi yang begitu hujan deras. Vianca kecil tak peduli lagi. Seketika di mengambil langkah panjang dia berlari menerobos derasnya disiang itu. Dia ingin cepat-cepat sampai kerumah. Dia ingin cepat berada dalam pelukan ibunya. Dan sekarang dia menerobos hujan yang deras itu. Baru sekitar 50 meter saja vianca kecil berlari, tiba-tiba dia pusing. Seketika dia merasakan sekelilingnya berputar. Vinaca kecil hilang kesadaran, dan akhirnya dia terjatuh. Ditanah itu dengan disiram lebatnya hujan disiang itu.
*****
Tik tok tik tok
Tik tok tik tok
Detak jarum jam dinding terdengar ditelinga Vianca kecil. Dia merasa lemah dan tak berdaya. Masih gelap. Dia mencoba membuka matanya. Dengan erangan kecilnya dia mencoba membuka matanya.
Kini matanya telah terbuka dan dia melihat sekelilingnya dimana dia berada. Begitu asing. Vianca kecil tidak tahu dimana ia berada sekarang. Tempat itu layaknya sebuah kamar. Tapi begitu asing baginya. Dan kamar itu tidak seperti biasanya kamar tidur. Semua isi kamar itu begitu aneh. Semua furnitur yang ada bentuknya aneh. Semua seperti barang antik. Lalu Vianca kecil mulai ingat dimana dia pernah melihat kamar seperti ini. Dia ingat pernah melihat kamar ini di film Alice in Wonderland yang dulu dia tonton bersama ibunya, natal tahun lalu. Kamar tempat dia berada sekarang tampak seperti kamarnya Alice walaupun tidak begitu mirip. Dia seperti berada di eropa pada abad pertengahan. Dia melihat gaun yang dipakainya juga bukan gaun dia. Ya sama seperti Gaun Alice.

Pada saat yang sama, detak terdengar detak langkah masuk kamar tersebut. Pintu terbuka dan Vianca terkejut melihat seorang laki-laki tua dengan jenggotnya dan kumisnya tipis. Laki-laki tua itu tinggi dan berambut memutih. Laki-laki itu mengenakan mantel musim dingin dan payung ditangannya. Jelas laki-laki itu baru saja pulang dari pergi dari suatu tempat. Pria tua itu terkejut melihat Vianca kecil sudah siuman, dan dia mulai tersenyum. “well, hello gadis kecil, sudah bangun rupanya. Bagaimana keadaanmu nak?” pria tua itu mulai bertanya kepada Vianca kecil. Pria itu melangkah menghampirinya. Vian selalu takut jika dia bertemu dengan orang asing dan orang asing itu mengajak ngobrol. Dia selalu ingat ajaran ibunya untuk waspada pada orang asing yang mengajak bicara. Dan sekarang Vianca kecil merasa dia berada pada keadaan seperti itu. Vianca tampak takut dan sambil menangis dia berbicara “Aku ingin pulang, Aku ingin bertemu Ibu”. Melihat Vianca kecil menangis pria itu merangkulnya dan mencoba menenangkannya, tapi Vianca kecil memberontak. Lalu pria itu bilang, “Jangan takut Vian, jangan takut takut kepadaku, kita sahabat”. Vianca kecil kaget bagaimana pria tua itu tau namanya. Pria tua itu memeluk Vianca kecil yang saat itu masih menangis, dia membelai rambutnya dan mencoba menenangkannya. Vianca kecil merasakan kehangatan dalam rangkulan pria tua itu. Lalu Vianca kecil bertanya, “Bagaimana kau tahu namaku?” menatap pria itu dalam. Pria tua itu menatap Vianca dan menjawab dengan senyuman “Kita sahabat Vian, kau mungkin tak mengenalku, tapi aku sangat mengenalmu.” Vianca kecil masih bingung “Bagaimana mungkin aku punya sahabat yang sudah tua dan aku tak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Bagaimana mungkin kau bilang aku adalah sahabatmu.” Pria tua itu itu tercengan dengan pertanyaan itu. Dia terkagum anak sekecil Vianca sudah bisa bertanya layaknya orang yang sudah dewasa. Pria itu melanjutkan “Aku selalu mengawasimu Vian, Aku mengawasimu dari tempatmu, dan mencoba melindungimu dari jarak yang tidak pernah kau ketahui,” Vianca kecil masih tak mengerti, dan dia seketika menangis lagi lalu berbicara, “Aku ingin ketemu IBU....”. “Tidak sekarang Vian, tidak sampai kau sembuh. Aku tidak ingin ibumu mengetahuimu dalam keadaan seperti ini”. “Siapa kau?” tanya Vianca kecil selanjutnya. Pria itu menatap Vian dalam-dalam. Dan berbicara, “Aku....... namaku Whitelight, aku adalah sahabat dari seseorang yang memiliki rumah ini. Dia adalah Ayahmu dan kau ada dirumah Ayahmu sekarang Vian. Dan aku mengenalmu jauh sebelum kau lahir dan bahkan sebelum Ayahmu bertemu Ibumu.” Vianca kecil seketika tersentak kaget. Dia melihat wajah pria tua itu seakan tidak percaya. Bagaimana mungkin dia bisa bertemu orang itu pada saat seperti itu. Dia mulai bertanya-tanya seperti apa wajah Ayahnya. Lalu Vianca kecil bertanya pada pria tua itu, “Dimana dia, Dimana Ayahku, Aku ingin melihatnya”.

Vianca masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja ia alami. Pria tua itu lalu tampak sedih lalu mulai berkata, “Ayahmu..... Dia...... hmmm Dia...” pada saat yang bersamaan pintu kamar terbuka dan seketika seorang wanita bercahaya muncul dihadapan Vianca kecil. Tapi wanita itu dalam ukuran yang sangat kecil dan memiliki sayap alayaknya seorang malaikat. Ya lebih tepat dibilang bahwa wanita bercahaya itu adalah seorang Peri. Wanita bercahaya itu menghampiri Vianca kecil. Dia mengenggam tangan Vianca kecil. Dan tiba tiba Vianca kecil terangkat bersama peri itu. Cahayanya begitu menyilaukan. Vianca terbang diatas tempat tidurnya dan peri itu menghampiri telinga Vianca kecil dan membisikkan sesuatu, “Senang bertemu denganmu Vianca. Kau begitu cantik” peri itu tersenyum. Lalu Vianca bertanya “Apa kau ini?” Peri itu membisikkan sesuatu lagi “Aku sahabat ayahmu, Ayahmu memanggilku Whitelight”. Vianca terkejut sesaat yang lalu Pria tua yang pertema bertemu dengannya bilang bahwa dia juga adalah sahabat ayahnya dan nama mereka juga sama, Whitelight. Vianca bertanya-tanya dalam ketakjubannya. Siapa mereka ini dan Apakah ini benar-benar tempat Ayahku, dan Dimana Ayahku”. Pada saat yang sama Vianca merasakan tubunhnya yang belum stabil dan kepalanya mulai pusing, seketika ruangan dia berada terasa gelap dan akhirnya Vianca terjatuh ditempat tidurnya sebelumnya dengan tak sadarkan diri lagi.

0 komentar: